SUKSESKAN PROGRAM KAKAO SULBAR

KAKAO MENJADI ICON SULBAR....MARI KITA SUKSESKAN BERSAMA


Sabtu, 06 September 2008

Gambaran Umum kondisi Daerah


Gambaran umum kondisi daerah


A. Kondisi Umum Daerah Saat Ini

Kondisi umum Sulawesi Barat saat ini dari sektor ESDM pada umumnya atau sebagian besar masih belum terungkap secara rinci baik dari segi potensi geologi, bencana geologi, Energi dan sumberdaya mineral, pemanfaatan belum dilakukan secara optimal. Begitu pula sumberdaya manusia yang diharapkan dapat mengelola dan memanfaatkan masih sangat terbatas dan kurang profesional.
Provinsi Sulawesi Barat mempunyai potensi komoditas Energi dan Sumberdaya mineral unggulan yang menjadi prioritas utama dalam pengelolaan dan pemanfaatannya. Komoditas unggulan berupa sumber energi antara lain minyak dan gas bumi, batubara, panas bumi, air tanah dan air permukaan (sungai). Bahan galian logam antara lain emas, bijih besi, manghan, pasir besi. Sedangkan bahan galian non logam antara lain granit, kuarsa, lempung dan zeolit.

B. Kondisi Geografi dan Tatanan Geologi Umum

Provinsi Sulawesi Barat terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2006 tentang pembentukan Provinsi Sulawesi Barat pada awalnya merupakan bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan. Provinsi Sulawesi Barat secara administratif terdiri dari 5 Kabupaten yaitu : (1) Kabupaten Mamuju, (2) Kabupaten Polewali Mandar, (3) Kabupaten Majene, (4) Mamasa, dan (5) Kabupaten Mamuju Utara.
Secara geografis Provinsi Sulawesi Barat terletak pada posisi yang menguntungkan yaitu berhadapan langsung dengan Selat Makassar yang merupakan jalur transportasi pelayaran Nasional dan Internasional. Sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur, sebelah selatan Provinsi Sulawesi Selatan dan sebelah utara Provinsi Sulawesi Tangah, serta sebelah timur Kabupaten Luwu Utara. Posisi tersebut sangat strategis ditinjau dari sudut pandang ekonomi yaitu merupakan jalur segi empat emas. Luas wilayah seluruhnya 16.787,18 kilometer persegi, dengan jumlah penduduk 1.030.414 jiwa.
Tatanan geologi umum Provinsi Sulawesi Barat menurut Hamilton (1979) menduga bahwa Sulawesi Barat merupakan bagian dari Kalimantan selama pertengahan Zaman Paleogen. Sedangkan Murphy (1979, dalam Situmorang, 1984) berpendapat bahwa lengan selatan Sulawesi merupakan pecahan benua yang terpisahkan dari Kraton Sunda sebagai akibat dari pemekaran Selat Makassar yang terjadi pada kala Eosen Tengah Akhir.
Batuan tertua yang tersingkap di daerah Mamuju dan sekitarnya berupa batuan malihan yang terdiri dari sekis, genes, filit dan batu sabak yang diduga berumur lebih tua dari Kapur. Secara tidak selaras di atasnya ditindih oleh Formasi Latimojong yang terdiri dari batuan-batuan yang termalihkan sangat lemah (Ratman dan Atmawinata, 1993).
Beradasarkan penelitian lapangan, struktur geologi daerah Mamuju dan sekitarnya terbentuk setelah pengendapan Formasi Mamuju yang berumur Miosen Akhir dan Formasi Larian yang berumur Miosen Akhir – Pliosen Awal (Ratman dan Atmawinata, 1993), yang diakibatkan oleh gaya kompresi regional barat – timur. Gaya kompresi ini diperkirakan berhubungan dengan peristiwa tumbukan antara benua mikro (pecahan Benua Australia) dengan Mintakat Geologi Busur Magmatik Tersier Sulawesi Barat yang mencapai klimaksnya pada Miosen Akhir (Coffield dkk, 1993).
Penemuan 4 lapangan batubara di daerah Mamuju dan sekitarnya, yaitu Kalumpang, Panusuan, Tamalea dan Rante Pandolok. Dari keempat lapangan batubara tersebut Kalumpang merupakan lapangan terbesar. Namun kandungan batubara di lapangan Kalumpang sebesar 292.527 ton dan daerah Tamalea sebesar 351.221 ton (Kartasumantri dan Hadyanto, 1999).
Keterdapatan bijih besi di daerah Tapango terdiri dari dua kategori, yaitu Primary body dan Floating ore atau deluvial ore. Pembentukan bijih besi dihasilkan oleh larutan hidrothermal yang disebabkan oleh adanya aktifitas vulkanisme dan tektonisme di sekitar daerah ini. Tektonisme dan vulkanisme yang terjadi di bagian Sulawesi Barat pada Kala Tersier juga sangat dipengaruhi oleh proses geologi regional yang membentuk Sulawesi bagain barat daya.

C. Kondisi Umum Daerah Saat Ini

Setelah kurung waktu 5 tahun mendatang kondisi potensi energi dan sumberdaya mineral diharapkan telah telah berada pada kondisi sebagai pendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.

D. Analisis Swot

Berdasarkan kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan terutama Visi dan Misi Dinas ESDM yaitu Terwujudnya potensi Energi dan sumber Daya mineral sebagai salah satu kekuatan pendorong pembangunan ekonomi menuju peningkatan kesejahteraan masyarakat Sulawesi Barat, maka dilakuan analisis terhadap fenomena-fenomena objektif yang ditemui, sehingga diperoleh program dan strategi yang akan dilaksanakan. Metode analisis yang digunakan adalah ANALISIS SWOT.










Tidak ada komentar: