SUKSESKAN PROGRAM KAKAO SULBAR

KAKAO MENJADI ICON SULBAR....MARI KITA SUKSESKAN BERSAMA


Senin, 08 September 2008

Potensi Sumber Daya Mineral Sulbar

























































Bahan Galian Unggulan






-------------------------------------------------------------------------------------





















































































































---------------------------------------------------------------------------------------









































































































































































































Minyak Dan Gas Bumi Sulbar






Minggu, 07 September 2008

Kondisi BBM SULBAR


Realisasi kegiatan listrik


PLTMH 40kw Aralle,Dekon 2007





PLTS 50 wp Uhailanu,Aralle 2007





Listrik Sulbar3_(Data Pendukung)

SUPLAY ENERGI LISTRIK

Gardu Induk Polewali Mandar = 20 MVA
Gardu Induk Majene = 20 MVA
PLTD Mamuju = 3500 Kw
Genset Mamuju = 60 Kw
Gardu Induk Mamuju = 20 MVA
Sedang dalam pembangunan Jalur Transmisi :
SUTT 150 kV MAJENE – MAMUJU
SUTT 150 kV POLMAS – MAJENE ( 2ND CIRCUIT)

POTENSI ENERGI


Migas :
1. Blok Surumana = PT.Exxon Mobil
2. Blok Pasangayu = PT.Marathon Thalisman
3. Blok Budong-Budong = PT. Tately
4. Blok Kuma = PT.Connoco-StatOil
5. Blok Marama = PT.StatOil-PT.Pertamina
6. Blok Mandar = PT.Exxon Indonesia

Batubara
232.142.102 Ton (Desa Talondo, PT.Uniksindo)
780.000.000 Ton (Kec.Kalumpang dan Bonehau, Badan Geologi Bandung)

Air Sungai
Tersebar di seluruh wilayah pegunungan Sulawesi Barat


POTENSI SUNGAI


Sungai Karama Panjang 150 Lokasi Mamuju Ketinggian 5.435,8 Kerendahan 138,5

Sungai Mandar Panjang 90 Lokasi Polman Ketinggian 821 Kerendahan 42

Sungai Mambi Panjang 95 Lokasi Mamasa Ketinggian 270 Kerendahan 121,3

Sungai Malunda Panjang 38 Lokasi Majene Ketinggian 175 Kerendahan 38,2

Sungai Kalukku Panjang 32 Lokasi Mamuju Ketinggian 330 Kerendahan 71,6

Sungai Saddang/Maloso Panjang 150 Mamasa , Lokasi pinrang Ketinggian 5000 Kerendahan 250



RATIO DESA BERLISTRIK DAN RATIO ELEKTRIFIKASI TAHUN 2007


JML PENDUDUK 1.067.669 JIWA
JML RMH TANGGA 224.211 BUAH
JML PELANGGAN R.T - PLG
JML DESA 516 DESA
JML DESA BERLISTRIK 250 DESA


RATIO DESA BERLISTRIK = 48,44 %
RATIO ELEKTRIFIKASI = 37,54 %


KONDISI KELISTRIKAN PER KEPALA KELUARGA (KK)


Jumlah KK 224.211
Jumlah KK Berlistrik 84.168
Jumlah KK Tak Berlistrik 140.043
Ratio Elektrifikasi Sul Bar 37,54
Ratio Elektrifikasi Nasional 64
Ratio Elektrifasi Sul Sel 80,35 %


Kabupaten Jmlh Desa Jmlh KK Jmlh KK Ratio KK Berlistrik/
(Penduduk) Sudah Berlistrik Belum berlistrik Elektrifikasi

Mamuju 110 12.940 20.304 38,92%
Polman 132 38.716 39.868 49,2 %
Majene 40 11.800 6.481 64,55%
Mamasa 175 15.811 54.375 22,53%
Mamuju Utara 33 4.901 18.614 20,84%
TOTAL 490 84.168 140.043 37,54%



Total Kebutuhan Listrik DesaUntuk Masyarakat Pedesaan



Jumlah Desa 516
Jumlah Penduduk 1.006.155
Jumlah KK 224.211
Kondisi Berlistrik / Tdk.Berlistrik 84.188/138.642
PLTD(Unit) 8
PLTMH (Unit) 50
PLTS (Unit) 1845
Ratio (%) 37,64%


JUMLAH PELANGGAN DAN DAFTAR TUNGGU PELANGGAN PLN
WILAYAH PROVINSI SULAWESI BARAT



JUMLAH PELANGGAN
- RUMAH TANGGA
R1 80609
kVA 52500,1
R2 85
kVA 339,3

-INDUSTRI
PLG 4678
kVA 12309,34

Daftar Tunggu :

- RUMAH TANGGA

R1 3812
kVA 3700,2
R2 5
kVA 6,5

- INDUSTRI

PLG 126
kVA 580,8

KONDISI LISTRIK PEDESAAN

Jumlah Desa 516
Jumlah Desa Terlistriki 250
Jumlah Desa Belum Terlistriki 266

Ratio Elektricity Provinsi Sulawesi Barat

Jumlah Desa 516
Jumlah Penduduk 1.067.669
Jumlah KK 224.211
Kondisi Ada / Tdk.Ada 84.168 / 140.043
PLTD (Unit) 8 (3.230 Kw)
PLTMH (Unit) 50( 1 MW )
PLTS (Unit) 1.845
Ratio (%) 37,54

















Listrik sulbar 2_Realisasi & Rencana

REALISASI DAN RENCANA

KEGIATAN 2007 - 2011


Pembangunan PLTMH

- Tahun 2007

3 Unit

- Tahun 2008

5 Unit

- Tahun 2009

25 Unit

- Tahun 2010

45 Unit

- Tahun 2011

70 Unit

Pengadaan PLTS

- Tahun 2007
1305 Unit
- Tahun 2008
520 Unit
- Tahun 2009
6000 Unit
- Tahun 2010
7000 Unit
- Tahun 2011
8000 Unit

Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin

- Tahun 2007

- Unit

- Tahun 2008

- Unit

- Tahun 2009

200 Unit

- Tahun 2010

400 Unit

- Tahun 2011

600 Unit

Ratio Elektrifikasi yang dicapai
- Tahun 2007
37 %
- Tahun 2008
43 %
- Tahun 2009
52 %
- Tahun 2010
65 %
- Tahun 2011
82 %
Dana (Rp.Milyar)
- Tahun 2007
10,720
- Tahun 2008
6,475
- Tahun 2009
55,750
- Tahun 2010
77,750
- Tahun 2011
105,000

Listrik Sulbar

Gambaran Geografi kependudukan
Luas Wilayah : 16.937,16 Km²
5 Kabupaten, 65 Kecamatan,516
Desa/kelurahan

Jumlah Penduduk : 1.067.669 jiwa
KK : 224.211
KK yang Terlistriki: 84.168
KK yang Tidak Terlistriki: 140.043
Desa yang Terlistriki : 250
Desa yang Tidak Terlistriki : 266
Ratio Electricity : 37,54 %
KONDISI UMUM BBM :
SPBU/PSPD = 16 UNIT
PANGKALAN M. TANAH : 175
JATAH PREMIUM : 3900 KL/Bulan
JATAH SOLAR : 2520 KL/Bulan
JATAH MINYAK TANAH : 2215 KL/Bulan

Kondisi Kelistrikan saat Ini

  • KETERSEDIAAN PASOKAN ENERGI LISTRIK DARI PLN 63,560 MVA Disalurkan 43,300 MVA, Meliputi : R.Tangga, Industri, Bisnis, Sosial, dll
  • PREDIKSI KEBUTUHAN LISTRIK SAMPAI DENGAN TAHUN 2011 = 186,6 MVA
    Meliputi : R.Tangga, Industri, Bisnis, Sosial, dll
  • KEKURANGAN ENERGI LISRIK HINGGA TAHUN 2011, SEBESAR : 126,6 MVA
  • RATIO ELEKTRIFIKASI SULAWESI BARAT 37,54% TAHUN 2007 DIHARAPKAN MENJADI 82% TAHUN 2011.
Gambaran Kebutuhan Listrik sampai 2011
  • KEBUTUHAN LISTRIK DI PERDESAAN = 56.052.750 Watt
  • REALISASI MELALUI APBN/APBD SAMPAI TAHUN 2007 = 21.024.250 Watt
    (Ratio Elektrifikasi 37,54 %)
  • KEKURANGAN ENERGI LISTRIK PERDESAAN : 35.010.500 Watt
  • KETERSEDIAAN PASOKAN ENERGI LISTRIK DARI PLN 63,560 MVA
    Disalurkan 43,3 MVA, Meliputi : R.Tangga, Industri, Bisnis, Sosial, dll
  • PREDIKSI KEBUTUHAN LISTRIK SAMPAI DENGAN TAHUN 2011 = 186,6 MVA Meliputi : R.Tangga, Industri, Bisnis, Sosial, dll


HARAPAN SULAWESI BARAT TENTANG PEMBANGUNAN KETENAGALISTRIKAN SAMPAI TAHUN 2011 ?

  • GARDU INDUK MAMUJU SELESAI TAHUN 2008.
  • ADANYA PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK SKALA BESAR DENGAN MEMANFAATKAN POTENSI AIR, BATUBARA, DAN BIOMASSA (KELAPA SAWIT).
  • PEMBANGUNAN LISTRIK PERDESAAN DENGAN MEMANFAATKAN POTENSI AIR, SURYA DAN BAYU (PLTMH, PLTS DAN PLTB)
MANFAAT PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK DI SULAWESI BARAT


MANFAAT YANG DIPEROLEH DENGAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SKALA BESAR/ SKALA KECIL :
1. Semua potensi sumber energi ada di wilayah Provinsi Sulawesi Barat.
2. Menggunakan sumber energi baru terbarukan yang ramah lingkungan.
3. Dapat interkoneksi dengan jaringan SULSELRABAR.
4. Mengurangi penggunaan Bahan Bakar Minyak untuk PLTD.
5. Dengan PLTMH, PLTS dan PLT Bayu mengurangi penggunaan Bahan Bakar Minyak masyarakat perdesaan serta meningkatnya kesejahteraan masyarakat perdesaan melalui usaha produktif.
6. Meningkatnya industri/perhotelan/pariwisata untuk membuka lapangan kerja baru sebagai provinsi yang baru.


PROGRAM KETENAGALISTRIKAN

PROGRAM KETENAGALISTRIKAN DENGAN MEMANFAATKAN POTENSI YANG ADA ANTARA LAIN :

1. POTENSI AIR :
Pembangkit Listrik Tenaga Air ( PLTA )
- Pembangkit Listrik Tenaga Air Skala Besar yaitu dengan memanfaatkan potensi Sungai Karama di Kecamatan Kalumpang Kab. Mamuju.
- Pembangkit Listrik Tenaga Air Skala Mini
antara lain :
a. Sungai Mambi Kecamatan Mambi Kab. Mamasa 1 MW.
b. Sungai Mandar Kab. Polewali Mandar 2 MW.

POTENSI SURYA
- Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya ( PLTS ) 5 Lokasi 400 kW
Sumber biaya : - APBN Rp. 40.000.000.000,-


POTENSI ANGIN ( BAYU )
- Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu untuk wilayah pesisir pantai dan pulau –
pulau dibutuhkan 1200 Unit ( Pulau Battoa Kab. Polewali Mandar, Pulau balabalakang,Pulau Karampuang Kab. Mamuju ).
Sumber biaya : - APBN Rp. 10.000.000.000,-
- APBD Rp. 2.000.000.000,-

POTENSI BIOMASSA
- Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa di Kecamatan Topoyo
Kab. Mamuju dengan memanfaatkan limbah Kelapa Sawit 2 MW.
Sumber biaya : - APBN Rp. 10.000.000.000,-


POTENSI BATUBARA
- Pembangunan Pembangkit Listrik TenagaUap/ Batu Bara di Kecamatan Bonehau Kab.Mamuju


PROGRAM LISTRIK PERDESAAN
UNTUK MENCAPAI TARGET RASIO ELETRIFIKASI 82% HINGGA TAHUN 2011 PROGRAM YANG DILAKUKAN ADALAH :
1. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (PLTMH)
sebanyak 140 lokasi / desa dengan kapasitas 3,5 MW.
Sumber biaya : - APBN Rp. 120.000.000.000,-
- APBD Rp. 20.000.000.000,-
2. Pembangkit Listrik Tenaga Pico Hydro ( 100 Dusun )
dengan kapasitas 0,5 MW.
Sumber biaya : - APBN Rp. 30.000.000.000,-
- APBD Rp. 10.000.000.000,-
3. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya ( PLTS ) untuk :
a. Solar Home System sekitar 21.000 unit untuk 21.000 KK
Sumber biaya : - APBN Rp. 140.000.000.000,-
- APBD Rp. 7.000.000.000,-
b. Lampu penerangan jalan tenaga surya dibutuhkan 500 unit untk 50 desa.

Sumber biaya : - APBN Rp. 8.000.000.000,-
- APBD Rp. 2.000.000.000,-
4. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu untuk
wilayah pesisir pantai dan pulau – pulau dibutuhkan 1200 Unit ( Pulau Battoa
Kab. Polewali Mandar, Pulau Balabalakang, Pulau Karampuang Kab. Mamuju ).
Sumber biaya : - APBN Rp. 10.000.000.000,-
- APBD Rp. 2.000.000.000,-

Program dan Kegiatan Prioritas

PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS


Penetapan program kerja dan kegiatan prioritas Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral (Dinas ESDM) Provinsi Sulawesi Barat dilakukan dengan memperhatikan perubahan lingkungan strategis Dinas ESDM, Visi, Misi dan strategi kebijakan Dinas ESDM yang telah diuraikan sebelumnya. Oleh karena itu program dan kegiatan prioritas disusun berdasarkan tugas pokok dan fungsi Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Barat.

A. Bidang Geologi, Sumberdaya Mineral dan Pertambangan

· Pembinaan dan pengawasan usaha pertambangan
· Pembinaan pengusahaan pertambangan
· Pemantauan pengelolaan lingkungan dan konservasi bahan galian
· Bimbingan teknis pertambangan
· Pemetaan zonasi pertambangan
· Penyelidikan dan eksplorasi air bawah tanah dengan pendugaan geolistrik atau pemboran
· Penyelidikan dan eksplorasi pendahuluan sumber daya mineral dan batubara
· Penyedikan geologi umum
· Penyelidikan pencana geologi dan gerakan tanah
· Pengawasan geologi dan tata lingkungan
· Penyelidikan geo wisata
· Pengusahaan air bawah tanah


B. Bidang Listrik dan Energi


· Bimbingan dan peningkatan teknis usaha ketenagalistrikan
· Pengawasan dan evaluasi kerusakan lingkungan akibat usaha ketenagalistrikan
· Bimbingan teknis konservasi energi
· Survey kebutuhan tenaga listrik dan pembuatan rencana umum ketenagalistrikan daerah
· Pembinaan usaha jasa penunjang migas, ketenagalistrikan dan energi.
· Pembangunan pembangkit listrik tenaga hidromikro (PLTMH)
· Pengadaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)
· Pengembangan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan
· Mengembangkan bio diesel dari bahan CPO

C. Bidang Pelatihan dan Pemanfaatan Sumberdaya Mineral dan Energi

· Pendidikan dan pelatihan tenaga aparatur dan teknis pertambangan serta masyarakat penambang
· Pengadaan sistem informasi geografi (SIG)
· Penyediaan dukungan informasi geografis pertambangan dan energi
· Penyebarluasan informasi pertambangan dan energi
· Pembentukan UPTD sektor pelayanan jasa dan informasi pertambangan dan energi
· Pengkajian mineral dan energi dalam rangka pemanfaatan dan pengembangan usaha ekonomi untuk kebutuhan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
· Penkajian dan pengembangan teknologi pengolahan mineral dalam menunjang sektor pertanian, peternakan, perikanan dan industri.

D. Bagian Tata Usaha

· Pembinaan dan peningkatan kualitas staf administrasi dan teknis Dinas ESDM
· Penyusunan administrasi kepegawaian yang berbasis Electronic Government
· Penerapan sistem Electronic Government
· Pengadaan dan pengembangan serta penunjang untuk sarana dan prasarana kantor ESDM
· Pemeliharaan hardware dan software
· Pengadaan peralatan pengolahan
· Pembangunan Gedung Kantor dan Laboratorium
· Pengadan/pembangunan ruang pusat sistem informasi geografis pertambangan dan energi

peran dan fungsi Tiap Bidang di DESDM Sulbar

A. Bidang Geologi, Sumberdaya Mineral dan Pertambangan

1. Meningkatkan pelayanan masyarakat dalam informasi sumber daya mineral, batubara, air tanah dan panas bumi, serta pengenalan daerah-daerah berpotensi sumber daya tersebut melalui peningkatan profesionalisme dan akuntabilitas;
2. Meningkatkan nilai tambah dalam penyediaan data dan informasi geologi, sumber daya mineral, panas bumi, dan air tanah;
3. Memfasilitasi kemitraan antara industri pertambangan skala kecil, menengah dan besar;
4. Meningkatkan upaya konservasi, diversifikasi sumber daya mineral dan energi, serta penataan ruang dengan memperhatikan fungsi lingkungan, ilmu geologi, teknologi dan budaya lokal untuk kemakmuran rakyat;
5. Mengoptimalkan mineral dan pemanfaatan panas bumi dan air tanah dalam upaya meningkatkan devisa dan PAD, pengembangan, dan penciptaan nilai tambah serta lapangan kerja.
6. Mengoptimalkan penyediaan bahan baku mineral dan energi bagi kepentingan industri khususnya di wilayah Provinsi Sulawesi Barat dan umumnya dalam negeri untuk tujuan ekspor;


B. Bidang Listrik dan Energi

1. Mendukung pemulihan ekonomi makro melalui penyediaan listrik yang cukup, efisien, harga yang wajar, andal, aman dan berwawasan lingkungan

2. Melakukan restrukturisasi

3. Meningkatkan efisiensi usaha penyediaan tenaga listrik, birokrasi dan penggunaannya (hemat energi)

4. Memfasilitasi kebutuhan listrik pedesaan melalui pengadaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dari Departemen (Pusat).

5. Memaksimalkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan terutama pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Hidro Mikro (PLTMH) baik dana dari Pusat (APBN) maupun dana APBD.


C. Bidang Pelatihan dan Pemanfaatan SD.Mineral


1. Peningkatan litbang energi, mineral dan ABT

2. Peningkatan penyediaan data dan informasi SDM

3. Peningkatan KemitraaanMengawali, mendorong dan memfasilitasi penyusunan kebijakan pengembangan sumberdaya manusia berbasis kompetensi

4. Mewujudkan pembangunan dan pengadaan laboratorium kimia dan fisika di bidang ESDM


D. Bagian Tata Usaha


1. Mengadakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi ESDM

2. Memfasilitasi pembangunan kantor Dinas ESDM dan laboratorium serta fasilitas lainnya.
3. Mewujudkan sistem administrasi yang berbasis Electronic Government. Mewujudkan sistem administrasi yang berbasis Electronic Government.

Visi, Misi,Tujuan,Strategi dan Kebijakan

Visi, Misi,
Tujuan, Strategi dan Kebijakan

A. Visi, Misi dan Azas:

Visi : Terwujudnya potensi Energi dan sumber Daya mineral sebagai salah satu kekuatan pendorong pembangunan ekonomi menuju peningkatan kesejahteraan masyarakat Sulawesi Barat.

Misi :
1.
Mengoptimalkan kerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral yang bersih dan profesional
2. Mengoptimalkan pemanfaatan energi utamanya energi terbarukan sumber daya mineral (ESDM), dan air tanah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3. Membangkitkan dan mendorong partisipasi masyarakat dalam mengelola usaha bidang ESDM sebagai usaha ekonomi produktif.
4. Mengembangkan kerja sama dengan instansi/dinas, lembaga penelitian serta lembaga lain dalam penataan ruang wilayah agar tercapai optimalisasi pemanfaatan lahan serta pemanfaatan ESDM dan peningkatan sumberdaya manusia
5. Mewujudkan pemakaian dan pengembangan sistem informasi geografis
6. Mengoptimalkan potensi energi, sumber daya mineral, air tanah dengan memperhatikan keekonomian yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan serta melaksanakan Community development untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Azas :
Pengelolaan SDM berdasarkan azas :
1. Kebersamaan; Manfaat;
2. Efisiensi;
3. Keadilan;
4. Optimasi ekonomis dalam pemanfaatan sumber daya energi dan mineral;
5. Pengembangan usaha pertambangan yang berkelanjutan;
6. Keyakinan pada kemampuan sendiri
7. Keamanan, keselamatan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup.

B.Tujuan :

Tujuan pengelolaan ESDM adalah :

1. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata.
2. Mendorong peningkatan kegiatan ekonomi yang berkelanjutan melalui penyediaan mineral dan energi dengan :
a. jumlah yang cukup
b. kualitas yang baik
c. harga yang wajar, dengan tetap melindungi
masyarakat tidak mampu
3. Mendorong peningkatan produksi mineral dan batubara


C. Sasaran :

1. Sub sektor Minyak dan Gas Bumi :

a. Terwujudnya peningkatan eksplorasi dan tingkat produksi minyak bumi
b. Terwujudnya peningkatan produksi gas bumi untuk memenuhi kebutuhan energi dan bahan baku di dalam negeri.
c. Berkurangnya suplay BBM bersubsidi.
d. Terciptanya peningkatan produksi BBM dalam negeri.
e. Terwujudnya peningkatan pemanfaatan gas bumi dalam negeri.
f. Terwujudnya pemanfaatan energi baru terbarukan

2. Sub sektor Ketenagalistrikan :

a. Terwujudnya peningkatan kepastian hukum dalam penyelenggaraan usaha ketenagalistrikan.
b. Terciptanya peningkatan daya tarik bagi investor untuk membangun sektor ketenagalistrikan di Provinsi Sulawesi Barat.
c. Terselenggaranya penyediaan tenaga listrik dengan jumlah yang cukup, mutu yang baik dan harga yang terjangkau masyarakat.
d. Terciptanya daya saing sektor ketenagalistrikan di lingkungan regional.

3. Sub sektor Mineral dan Batubara :
a. Terwujudnya sinkronisasi kebijakan usaha pertambangan umum dengan sektor lain.
b. Terciptanya iklim usaha pertambangan umum yang lebih kondusif.
c. Terwujudnya peningkatan manfaat usaha pertambangan umum dalam menggerakkan ekonomi rakyat setempat dan peningkatan kesejahteraan rakyat.

4. Tatakelola (Governace) :
a. Terlaksananya strategi tiga pilar pembangunan Provinsi Sulawesi Barat di bidang energi dan sumber daya mineral, meliputi :
I. Mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ESDM
II. Meningkatkan kerjasama antara pemerintah dengan swasta
III. Mewujudkan konsistensi Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten dalam pengelolaan ESDM
b. Menjadikan DINAS ESDM bersih dan profesional

D. Kebijakan Umum
a. Bidang Minyak dan Gas Bumi :
Meningkatkan cadangan migas dan panas bumi
Meningkatkan investasi bidang migas dan panas bumi
Meningkatkan pemanfaatan dan pengembangan gas bumi
Mengantisipasi kebutuhan BBM dalam negeri
Melaksanakan program langit biru
Penghapusan subsidi BBM
Meningkatkan mutu produk BBM dan hasil olahan termasuk pelumas
Meningkatkan pembuatan dan pemakaian energi baru dan terbarukan

Sabtu, 06 September 2008

Gambaran Umum kondisi Daerah


Gambaran umum kondisi daerah


A. Kondisi Umum Daerah Saat Ini

Kondisi umum Sulawesi Barat saat ini dari sektor ESDM pada umumnya atau sebagian besar masih belum terungkap secara rinci baik dari segi potensi geologi, bencana geologi, Energi dan sumberdaya mineral, pemanfaatan belum dilakukan secara optimal. Begitu pula sumberdaya manusia yang diharapkan dapat mengelola dan memanfaatkan masih sangat terbatas dan kurang profesional.
Provinsi Sulawesi Barat mempunyai potensi komoditas Energi dan Sumberdaya mineral unggulan yang menjadi prioritas utama dalam pengelolaan dan pemanfaatannya. Komoditas unggulan berupa sumber energi antara lain minyak dan gas bumi, batubara, panas bumi, air tanah dan air permukaan (sungai). Bahan galian logam antara lain emas, bijih besi, manghan, pasir besi. Sedangkan bahan galian non logam antara lain granit, kuarsa, lempung dan zeolit.

B. Kondisi Geografi dan Tatanan Geologi Umum

Provinsi Sulawesi Barat terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2006 tentang pembentukan Provinsi Sulawesi Barat pada awalnya merupakan bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan. Provinsi Sulawesi Barat secara administratif terdiri dari 5 Kabupaten yaitu : (1) Kabupaten Mamuju, (2) Kabupaten Polewali Mandar, (3) Kabupaten Majene, (4) Mamasa, dan (5) Kabupaten Mamuju Utara.
Secara geografis Provinsi Sulawesi Barat terletak pada posisi yang menguntungkan yaitu berhadapan langsung dengan Selat Makassar yang merupakan jalur transportasi pelayaran Nasional dan Internasional. Sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur, sebelah selatan Provinsi Sulawesi Selatan dan sebelah utara Provinsi Sulawesi Tangah, serta sebelah timur Kabupaten Luwu Utara. Posisi tersebut sangat strategis ditinjau dari sudut pandang ekonomi yaitu merupakan jalur segi empat emas. Luas wilayah seluruhnya 16.787,18 kilometer persegi, dengan jumlah penduduk 1.030.414 jiwa.
Tatanan geologi umum Provinsi Sulawesi Barat menurut Hamilton (1979) menduga bahwa Sulawesi Barat merupakan bagian dari Kalimantan selama pertengahan Zaman Paleogen. Sedangkan Murphy (1979, dalam Situmorang, 1984) berpendapat bahwa lengan selatan Sulawesi merupakan pecahan benua yang terpisahkan dari Kraton Sunda sebagai akibat dari pemekaran Selat Makassar yang terjadi pada kala Eosen Tengah Akhir.
Batuan tertua yang tersingkap di daerah Mamuju dan sekitarnya berupa batuan malihan yang terdiri dari sekis, genes, filit dan batu sabak yang diduga berumur lebih tua dari Kapur. Secara tidak selaras di atasnya ditindih oleh Formasi Latimojong yang terdiri dari batuan-batuan yang termalihkan sangat lemah (Ratman dan Atmawinata, 1993).
Beradasarkan penelitian lapangan, struktur geologi daerah Mamuju dan sekitarnya terbentuk setelah pengendapan Formasi Mamuju yang berumur Miosen Akhir dan Formasi Larian yang berumur Miosen Akhir – Pliosen Awal (Ratman dan Atmawinata, 1993), yang diakibatkan oleh gaya kompresi regional barat – timur. Gaya kompresi ini diperkirakan berhubungan dengan peristiwa tumbukan antara benua mikro (pecahan Benua Australia) dengan Mintakat Geologi Busur Magmatik Tersier Sulawesi Barat yang mencapai klimaksnya pada Miosen Akhir (Coffield dkk, 1993).
Penemuan 4 lapangan batubara di daerah Mamuju dan sekitarnya, yaitu Kalumpang, Panusuan, Tamalea dan Rante Pandolok. Dari keempat lapangan batubara tersebut Kalumpang merupakan lapangan terbesar. Namun kandungan batubara di lapangan Kalumpang sebesar 292.527 ton dan daerah Tamalea sebesar 351.221 ton (Kartasumantri dan Hadyanto, 1999).
Keterdapatan bijih besi di daerah Tapango terdiri dari dua kategori, yaitu Primary body dan Floating ore atau deluvial ore. Pembentukan bijih besi dihasilkan oleh larutan hidrothermal yang disebabkan oleh adanya aktifitas vulkanisme dan tektonisme di sekitar daerah ini. Tektonisme dan vulkanisme yang terjadi di bagian Sulawesi Barat pada Kala Tersier juga sangat dipengaruhi oleh proses geologi regional yang membentuk Sulawesi bagain barat daya.

C. Kondisi Umum Daerah Saat Ini

Setelah kurung waktu 5 tahun mendatang kondisi potensi energi dan sumberdaya mineral diharapkan telah telah berada pada kondisi sebagai pendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.

D. Analisis Swot

Berdasarkan kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan terutama Visi dan Misi Dinas ESDM yaitu Terwujudnya potensi Energi dan sumber Daya mineral sebagai salah satu kekuatan pendorong pembangunan ekonomi menuju peningkatan kesejahteraan masyarakat Sulawesi Barat, maka dilakuan analisis terhadap fenomena-fenomena objektif yang ditemui, sehingga diperoleh program dan strategi yang akan dilaksanakan. Metode analisis yang digunakan adalah ANALISIS SWOT.










Jumat, 05 September 2008

Pendahuluan

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Sumber daya alam sektor Energi dan Sumber daya Mineral (ESDM) merupakan modal dasar pembangunan, disamping sumber daya manusia. Untuk itu pengelolaan ESDM harus diamankan dalam pemanfaatannya serta perlu diperhatikan prinsip konservasi dan menjaga kelestarian lingkungan di dalam pemanfaatannya.
Oleh kerena itu pemanfaatan ESDM harus dilakukan dengan cara yang rasional tanpa merusak lingkungan dan diharapkan dapat berkelanjutan, karena dimensi dari pembangunan Nasional adalah pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan yaitu pembangunan yang berwawasan masa kini dan masa akan datang.
Pemanfaatan sumberdaya alam didasarkan kepada potensi daerah, agar mampu menjadi penggerak utama di dalam pengembangan wilayah, sehingga pemanfaatan ESDM dapat menjadi kekuatan pendorong utama dalam pengembangan wilayah.
Tujuan lain dan peranan sektor ESDM adalah meletakkan dasar bagi industrialisasi dan diharapkan dapat dijadikan motor bagi pembangunan di daerah. Dan untuk dapat membangun perekonomian dengan industri yang maju, perlu didukung oleh adanya potensi kekayaan sumber daya alam termasuk sumber daya ESDM.
Dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka peranan sektor pertambangan diharapkan dapat menunjang pengelolaan ESDM secara efisien, sehingga dapat dihasilkan pajak, royalti, pembangunan infrastruktur di daerah serta pencapaian lapangan kerja secara nyata dapat dinikmati oleh rakyat banyak menuju peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) adalah pedoman yang menjadi acuan rancangan renstra SKPD Dinas lingkup pemerintah Provinsi Sulawesi Barat khususnya Dinas Energi Sumber daya Mineral (Dinas ESDM) dengan mengacu kepada Visi pembangunan Provinsi Sulawesi Barat tahun 2006 – 2011 yang diarahkan pada terwujudnya masyarakat produktif, mandiri menuju kehidupan masyarakat yang terpenuhi hak-hak dasar secara merata.
Berdasarkan Visi tersebut di atas dan didasari potensi ESDM yang ada, dengan keterbatasan sumberdaya manusia yang handal dan profesional, maka menjadi tantangan bagi Dinas ESDM dalam menyiapkan sumberdaya mineral dan energi guna pengembangan serta memenfaatkan ESDM dalam rangka membuka lapangan kerja guna meningkatkan kesejahteran masyarakat. Untuk itu maka diperlukan kesenerjian dan keterpaduan program di bidang ESDM yang diangkat dalam rencana kerja strategi RKPD Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral 5 tahun (2007-2011) dan program tahunan 2007.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) ini adalah untuk menjadi acuan kerangka penyusunan anggaran dan kerangka dari program-program prioritas pembangunan bidang ESDM di Provinsi Sulawesi Barat.
Tujuan penyusunan RENSTRA RKPD, adalah untuk menjadi pedoman pelaksanaan kerja Dinas ESDM dalam penyusunan Rencana kerja SKPD Dinas ESDM untuk Tahun Anggaran 2007, sehingga dapat berjalan secara efektif dan efisien dengan mempertimbakan kondisi objektif dan perubahan dinamis daerah.